Nishiki Market (錦市場) adalah traditional food market terbesar di kota Kyoto, Japan yang terletak satu blok ke utara dan paralel dari Shijō Street dan di sebelah barat dari Teramachi Street. 
Market yang  luasnya 5 blok ini berisi ratusan toko dan restaurant. Warga Kyoto biasa menyebut Nishiki Market ini dengan sebutan "Kyoto's Kitchen".


Di sini menjual berbagai macam barang yang sebagian besar di kategori makanan, tetapi selain makanan disini juga menjual barang-barang non makanan seperti toko suvenir sampai toko bunga juga lengkap ada di Nishiki Market ini. Untuk makanan selain modern food kalian juga akan menemukan berbagai traditional shop yang menjual berbagai seasonal food dan Kyoto spesialist seperti Japanese sweets, pickels, ataupun dried seafood.


















Bicara masalah kuliner, Nishiki Market terkenal memiliki list kuliner yang enak dan saya menyempatkan mencoba beberapa kuliner disini. Dan saya akan coba share apa saja yang sudah saya coba disini.






Yang pertama ini adalah chuka idako (baby octopus). Ada beberapa gerai yang menjajakan makanan ini di Nishiki Market, saya mencoba 2x dan rasanya hampir mirip satu dengan yang lain. Untuk rasanya manis sama dengan chuka idako yg biasa saya makan di tempat laen cuma bedanya dengan chucka idako biasanya, disini di bagian kepala nya diisi dengan telor puyuh.

Grape Fruit Juice

Takoyaki

Dango

Yang satu ini adalah salah satu makanan favorite saya selain Uni, yaitu Shirako / Milt (fish cod sperm). Begitu pertama kali saya tau makanan ini, melihat bentuknya saya langsung tertarik, dan begitu saya mencoba pertama kali waktu itu, makanan ini langsung menjadi favorite saya setelah Uni, bagi yang penasaran ky apa sih rasanya makanan ini, rasa dari Shirako ini sangat gurih dan berasa sedikit manis dari rasa fresh seafood. Yummy!

Uni & Salmon Carpaccio

Pastinya banyak sushi enak, apalagi di negara asalnya Jepang. Disini saya akan share sushi yang saya coba di Osaka, namanya Endo Sushi.

Endo Sushi ini letaknya di dalam komplek Osaka Central Fish Market, tempatnya hanya sederhana, saya sempat sedikit kesulitan menemukannya dikarenakan di depan resto mereka hanya ada sign bertuliskan tulisan kanji. Disini hanya ada sekitar 20 seat di dalamnya. Oleh karena itu bersiaplah antri apabila jam makan siang tiba. Walaupun tempat nya kecil tetapi menemukan tempat ini bagaikan menemukan surga bagi pecinta sushi seperti saya.
Endo Sushi sudah ada sejak tahun 1907, dan sekarang sudah sampai ke generasi ke 4 secara turun temurun. Menu mereka cukup simpel, hanya ada menu sushi omakase, dengan pilihan 4 menu sushi yang masing-masing berisi 5 pc sushi dengan harga ¥1,200. Tetapi selain menu sushi omakase tersebut kita dapat juga memilih isi sesuai dengan kesukaan kita, yang tentunya akan ada penyesuaian harga juga.
Saya memesan 3 set menu sushi omakase mereka, plate pertama isinya anago, uni, tai, toro, hamachi. Plate kedua berisi matsutake, akagai, hotate, toro, hamo. Plate ke-3 yang berisi tamago, ebi, awabi, tekka, dan tako.

Mungkin karena tempat ini bersebelahan dengan fish market, kualitas raw fish mereka sangat fresh dan berkualitas. Favorite saya adalah otoro (fatty tuna) mereka, sampai-sampai saya pesan 1 plate yang isinya 5 pc otoro. Otoro mereka juga fresh dengan rasa yang masih berasa asin air laut, sangat creamy, gurih dan manis, berbeda dengan otoro yang pernah saya coba selama ini.
Peraturan makan sushi disini kurang lebih sama dengan makan sushi di tempat lain, hanya disini lebih ditegaskan lagi dengan tulisan lagi bahwa kita sebaiknya tidak hanya memakan raw fish nya saja tanpa menghabiskan nasinya. Shoyu di Endo Sushi disediakan per meja, dapat dipakai sesuai selera kita tinggal dioleskan di atas sushi mereka.
Jika kalian penggemar sushi dan ada waktu berkunjung ke Osaka, saya anjurkan kalian harus menyempatkan waktu untuk mencoba Endo Sushi ini! Owh iya, Endo Sushi yang saya datangi ini adalah pusatnya, selain disini mereka punya 1 cabang lagi di Osaka dan 1 cabang lagi ada di Bangkok.
Endo Sushi (中央市場 ゑんどう)
1-1-86 Noda Fukushima-ku Osaka City
Tel: +81 6 6469 7108
Opening Hours: 5am – 2pm (Closed on Sunday and Holidays)
Nearest Station: Noda/ Tamagawa Station

Endo Sushi Google Maps

Kali ini saya akan membahas sebuah restaurant yang bisa dikategorikan steak house, karena memang mereka hanya menjual menu dan spesialisai di bidang steak. Steak house ini bernama Setak Otsuka, letak nya satu daerah dengan Arashiyama Bamboo Forest, dan Steak Otsuka ini saya kategorikan menjadi salah satu tempat yang WAJIB kalian kunjungi setiap pergi ke daerah Arashiyama ini, terutama bagi kalian penggemar steak!

Sebelum saya membahas lebih lanjut tentang Steak Otsuka, karena pada saat itu cuaca Kyoto yang dingin dan bikin saya mager, menyebabkan saya tidak memiliki foto tempat dari Steak Otsuka. Sebagai gantinya saya akan mendeskripsikn melalui tulisan saya bagaimana tempat dan keadaan disana pada waktu itu.
Hampir seluruh tempat yang terkenal dan enak di Jepang mengharuskan kita untuk antri sebelum dapat menikmati sajian mereka termasuk juga Steak Otsuka ini. Steak Otsuka ini mempunyai jam buka yang tergolong sangat singkat, yaitu hanya 3,5 jam per harinya itupun kalau stock mereka habis untuk hari itu mereka tutup lebih awal. Waktu pertama datang ke tempat ini saya datang pada jam 2pm dan ternyata saya sudah tidak bisa ikut antri lagi karena waktu itu sudah memenuhi kuota mereka hari itu, karena penasaran saya datang lagi keesokan harinya. Keesokan harinya saya datang jam setengah 12, dan ternyta sudah penuh sesak dengan orang mengantri. Langsung tanpa basa basi saya ikut mengantri dengan cara menuliskan nama kita di secarik kertas yang tersedia di depan pintu masuk. Enaknya antri disini kita diberikan kursi dengan jumlah yang lumayan banyak jadi kita tidak perlu mengantri berdiri. Jeda waktu sampai saya dipanggil masuk adalah 2,5 jam dengan 30 orang mengantri di depan kita. Owh iya kalau kalian antri sebaiknya jangan ditinggal-tinggal ya soalnya kalau mereka memanggil nama kalian 2x dan tidak ada respon kalian akan dinyatakan gugur dan diwajibkan antri dari urutan paling akhir.

Short Plate Beef Set (¥ 1,700)

Murasawa Sirloin Steak 150g  (¥ 6,200)

Spesialis disini memang daging wagyu nya, tetapi ada menu yang lebih special lagi Steak Otsuka ini dan mungkin jenis daging sapi ini juga tidak mudah dijumpai di Jepang, yaitu Murasawa Beef. Murasawa Beef ini termasuk legendary beef yang asli berasal dari Jepang, awalnya nama Murasawa diberikan sama dengan nama pemilik sapi ini, dan beliau hanya mengirimkan 80 sapi saja per tahun untuk dijual. Sapi Murasawa ini juga masuk di kategori A5, yang sudah kita tau bahwa grade daging di lvl ini merupakan yang tertinggi dari segi marbling dan juga firmness.
Begitu gigitan pertama Murasawa Sirloin Steak ini benar-benar membuat saya terkejut (agak lebay sih, tapi memang begitu yang saya alami saat itu), daging nya super lembut, juicy, dan mereka mengolah nya dengan perfect! Tidak puas hanya dengan 1 porsi, saya memesannya 1 porsi lagi. Setelah makan Murasawa Beef ini membuat saya otomatis membandingkan degan kobe beef yang saya makan sebelum nya dan menjadikan Kobe Beef tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Murasawa Beef ini, beef terenak yang saya makan sampai saat ini!!

Kosoan bisa dikategorikan sebuah tea house yang terletak di daerah Jiyugaoka, Tokyo. Tea house mereka mempunyai konsep yang cukup menarik yaitu terletak di sebuah rumah traditional Japan yang mempunyai landscape garden di bagian depannya.

Begitu masuk kalian akan langsung disuguhi taman traditional yang menyejukkan hati, setelahnya kalian akan menemukan sebuah pintu kecil, begitu kalian masuk sapa hangat dari perempuan paruh baya akan menyambut kalian, dan entah mengapa waitress disini waktu saya berkunjung kesana semuanya wanita paruh baya, tidak ada yang muda. Kalian akan langsung dipersilahkan duduk di ruangan yang berkonsep tatami atau di Indonesia lebih terkenal dengan sebutan lesehan dgan meja dan dekorasi ruangan yang bergaya authentic Japan. Untuk kapasitas dari Kosoan ini tidak begitu banyak, hanya kira-kira muat sekitar 20 orang saja.

Sebelumnya saya minta maaf tidak ada nampak depan dan garden view dari tempat ini karena saya datang beberapa menit sebelum tempat ini tutup, sehingga keadaan gelap dan tidak terlihat apa-apa jika di foto. Mungkin sebaiknya jika kalian kesini saat siang hari, tidak hanya dapat degan jelas menikmati tea disini dengan background garden yang terlihat jelas.

Bicara soal menu, di Kosoan ini tidak memiliki varian menu yang banyak, mereka mempunyai menu (dilengkapi dengan foto menunya) dalam bahasa Japan juga English menu, jadi bagi yang tidak bisa membaca tulisan kanji seperti saya, tidak perlu khawatir kesulitan memesan. Menu mereka didominasi oleh unsur green tea, ada menu selain base green tea, tetapi karena saya penggemar berat green tea, menu yang saya pesan semuanya ada unsur green teanya.
Menu yang saya pesan salah satunya adalah Matcha with Shiratama Zenzai (¥930), set menu yang dihidangkan dengan black tray yang berisi semangkuk besar bitter and creamy Japanese green tea dengan Shiratama Zenzai (sweet red bean with mochi), crystallised sugar azuki bean treat, dan semagkuk kecil hot tea. Selain itu menu matcha lain yang saya pesan adalah Matcha Ōre (¥830) dan Hot Matcha (¥830).
Perpaduan antara rumah traditional Japan lengkap beserta dekorasinya dengan background landscaping garden, dan juga dipadu dengan Japanese sweet treat menu bring in wonderful authentic feel..


Opening Hours : (Thu to Tue, closed on Wed) 11am – 6.30pm
Nearest Station: Jiyugaoka Station

Kosoan (古桑庵) Google Maps

Tidak ada habisnya jika membicarakan restaurant berkualitas di negara Singapore ini, salah satunya adalah restaurant yang berada di dalam komplek Gereja Chijmes ini. Restaurant yang bergaya modern Australia ini termasuk baru namanya Whitegrass, dan Whitegrass ini termasuk baru tetapi sangat berpotensial untuk meraih penghargaan-penghargaan bergengsi di waktu yang akan datang, walaupun Whitegrass sendiri sekarang berpredikat One Michelin Star 2017, dan beberapa penghargaan bergengsi lain di Singapore.
Menu makanan Whitegrass adalah Australian cuisine dengan sentuhan Asia, chef-owner Sam Aisbett dengan pengalaman pernah berkarir di bawah Chef Tetsuya Wakuda di Tetsuya  dan Peter Gilmore di Quay yang tidak sebentar. Dari pengalaman sang owner-chef sudah tidak diragukan lagi kualitas dari Whitegrass ini.




























Interior dari Whitegrass ini dibuat menyerupai suasana di dalam rumah, mulai dari restaurant yang beruang-ruang hanya terhubung melalui pintu yang tidak terlalu besar. Interior nya bertema simpel dan minimalis, berusaha membuat nyaman siapa saja yang datang di tempat ini.
Seperti kebanyakan fine dining lain, Whitegrass mempunyai menu lunch dan dinner. Tetapi di Whitegrass ini ada pilihan menu yang lebih banyak, yaitu 2 course, 3 course, 5 course, dan 8 course untuk lunch dan untuk dinner ada pilihan 3 course, 5 course, dan 8 course. Untuk pilihan menu yang lebih lengkap bisa dilihat disini untuk lunch dan disini untuk dinner. Owh iya mereka juga mempunyai menu khusus vegetarian.
Saat itu saya memilih lunch dengan 5 course tanpa wine pairing seharga S$ 142++.
Sebelum saya membahas lebih lanjut tentang menu yang saya coba di Whitegrass ini saya pertama-tama salut dengan mereka karena mereka sudah berhasil membuat orang yang tidak suka akan bahan makanan tertentu yang ada di menu ingin mencoba dan ternyata doyan dengan ingredient yang biasanya orang tersebut tidak doyan. Salut!


Yang pertama sudah tentu bread yang seperti sudah menjadi keharusan sebelum kita memulai menu mereka "sebenarnya". Setelah bread kita mendapatkan appetizer extra yang isinya tomat ceri dengan apa ya biasa kita menyebutnya seperti kremesan ayam. lol

Raw shaved Japanese yellowtail, white vereduna beetroot, land caviar, dan smoked organic soy

Salad of violet artichokes, onsen egg yolk, Iberian ham, unripe hazelnuts, and ice plant.

Gently poached Fremantle octopus, garlic custard, fresh almonds, stem lettuce, roasted chicken and saffron broth.

South Australian organic grass fed beef, fermented black beans, raw mushrooms. costal sea blight, veal broth

Yang satu ini adalah menu yang saya tunggu-tunggu sejak awal membaca deretan menu lunch saat itu, dan ternyata setelah mencicipinya inilah my favorite menu! Di menu ini jelas sekali terlihat sentuhan asia nya, disini mereka menggunakan ingredient yang sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia yaitu kluwak, yang biasa dipakai dalam membuat rawon. Daging sapinya dimasak dengan tingkat kematangan medium menjadikannya super empuk dan juicy, dominan rasa manis dan gurih. SUPERB!

Young coconut mousse, jackfruit ice cream, fresh longan, sugar coated almonds, ginger cake.