Belitung atau warga lokal biasa menyebutnya Belitong akhir-akhir ini menjadi destinasi wisata dalam negri yang sedang naik daun dan beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi pulau Belitung ini, tepatnya di bulan Oktober 2017.
Perjalanan untuk menuju ke Belitung saya tempuh dari Jogja menggunakan pesawat, kebetulan tidak ada pesawat yang terbang langsung ke Belitung dari Jogja, terpaksa saya menepuh rute Jogja - Jakarta - Belitung. Untuk lama waktu tempuh dari Jakarta ke Bandara H. A. S. Hanandjoeddin, Belitung hanya memakan waktu sekitar 1 jam an saja. Untuk transport disana saya memilih menyewa mobil dikarenakan saat itu tdk ada uber ataupun grab, ada sih gojek tetapi saat itu jumlahnya sangat sedikit. Dan untuk akomodasi hotel saya waktu itu memilih menginap di Hotel Billiton yang terletak di pusat kota Tanjung Pandan.
Saya akan sedikit share destinasi wisata apa saja yang saya kunjungi di Belitung dan tidak lupa kuliner apa yang saya coba di sana, yok langsung ajah!
Destinasi berikutnya adalah Pulau Leebong. Mungkin destinasi satu ini tidak setenar destinasi wisata yang sudah saya jabarkan diatas, tetapi destinasi Pulau Leebong ini jadi salah satu alternatif jika kita mau ke Belitung. Untuk ke Pulau ini kita bisa menyewa kapal dan berangkat dari Pelabuhan Tanjung Ruu, dan ada transportasi berupa kapal dengan maximal 15 orang berangkat setiap harinya pada pukul 10am, dengan biaya IDR 300k sudah termasuk biaya pulang pergi dan makan siang di Pulau Leebong. Tetapi apabila anda menghendaki untuk menyewa kapal sendiri, anda akan dikenakan biaya IDR 500k per orang, sudah termasuk pulang pergi, makan siang di Pulau Leebong, sewa peralatan seperti kayak, sepeda air, sepeda darat, stand up paddle, dan lain sebagainya.
Kopi yang harganya hanya 15rb-an ini merupakan campuran kopi Arabika yang wangi, asam dan Robusta yang berasal dari Jawa dan Sumatera ditambah resep rahasia keluarga mereka menghasilkan kopi yang benar-benar enak. Kopi mereka diseduh dengan air dengan posisi yang panas mendidih supaya tidak apek dan disajikan bersama dengan susu kental manis sehingga kita dapat menentukan sendiri sebanyak apa manis yang kita inginkan.
Kedai kopi berikutnya ini adalah Warung Kopi Atet, yang berada di daerah Manggar. Di kota Manggar, Belitung Timur ini banyak sekali terdapat warung kopi bertebaran di kota ini, sehingga Manggar mendapat sebutan Kota 1001 warung kopi. Warung kopi Atet yang terletak di Jalan Sudirman No. 187 ini termasuk warung kopi yang terkenal di sana, tua muda terlihat bercengkerama menikmati kopi legendaris Atet ini. Dahuku kedai kopi ini bernama Afu tetapi karena diturunkan ke generasi selanjutnya berganti nama sesuai dengan nama pemiliknya sekarang. Dari kopi nya saya tidak terlalu menyukainya, Kong Djie coffee tetap di hati.
Saya akan sedikit share destinasi wisata apa saja yang saya kunjungi di Belitung dan tidak lupa kuliner apa yang saya coba di sana, yok langsung ajah!
- TRAVEL DESTINATIONS
Sebenarnya pertambangan kaolin ada banyak tempat di Belitung ini, terlihat dari pesawat cekungan-cekungan berwarna hijau kebiru-biruan, akan tetapi yang dibuka untuk destinasi wisata hanya di satu tempat ini. Saya sebenarnya sedikit kecewa karena Danau Kaolin ini sekarang diberi pagar sehingga kita tidak bisa lagi berfoto di bawah yang lebih dekat dengan permukaan airnya. Alasannya karena keselamatan, takut tiba2 pasir di sekitar danau itu longsor dan kita bisa tercebur ke airnya, karena memang aturannya seperti itu ya lebih baik di patuhi saja ya, berfoto di pinggir pagarnya pun masih indah kok. Jika kalian tetap ingin turun ke danau nya kalian bisa pergi ke daerah Pangkal Pinang, Bangka. Disana juga ada Danau Kaolin semacam ini tetapi masih boleh untuk turun.
Selesai dari Danau Kaolin saya langsung menuju ke Pantai Tanjung Kelayang untuk naik perahu untuk menuju ke beberapa destinasi sekaligus yaitu Batu Garuda, Pulau Batu Belayar, Pulau Lengkuas.
Pulau Batu Belayar |
Dalam perjalanan menuju ke Pulau Lengkuas, kita akan melewati Batu Garuda dan Pulau Batu Belayar. Di Batu Garuda kita tidak dapat turun, tetapi di Pulau Batu Belayar kita bisa turun untuk berfoto, tetapi waktu itu sangat ramai dan saya memutuskan untuk tidak turun, langsung menuju ke Pulau Lengkuas.
Untuk harga sewa kapal kecil yang kira-kira muat 4-6 orang ini harganya IDR 500k/kapal, sudah termasuk pulang dan pergi. Perjalanan dari Pantai Kelayang ke Pulau Lengkuas ini ditempuh kira-kira 45menit (tanpa mampir-mampir yaa), bagi kalian yang punya kebiasaan mabok laut harus waspada soal nya lautnya sedikit berombak sehingga di dalam kapal akan terasa gelombang naek turun, dan juga siap2 untuk basah ya guys, atau minimal bilang ke nahkoda nya untuk jalan pelan-pelan biar air tidak terciprat kedalam kapal.
Pulau Lengkuas luasnya tidak begitu besar, dan biasanya Pulau ini selalu ramai dengan pengunjung karena Pulau ini merupakan top destinasi wisata di Belitung. Di Pulau Lengkuas ada mercusuar di tengah-tengah nya yang sudah ada dari jaman Belanda dan sampai sekarang masih berfungsi, dahulu pengunjung diperbolehkan untuk melihat ke sekitar Pulau Lengkuas dari atas dan mengambil foto tetapi sekarang pengunjung sudah tidak diperbolehkan lagi untuk naek.
Daya tarik dari Pulau Lengkuas selain mercusuarnya adalah banyak dihiasi batu granit, pasir yg putih, dan air laut yang sangat jernih. Selain itu di Pulau Lengkuas ini kalian bisa snorkeling atau diving karena spot pemandangan bawah lautnya yang bagus.
Bagi kalian yang sudah nonton film Laskar Pelangi pasti tau dengan tempat destinasi berikutnya ini. Sejak adanya film Laskar Pelangi, Belitung sekarang juga disebut Negri Laskar Pelangi. Dan juga pantai ini aslinya bernama pantai Tanjung Tinggi juga sekarang sering di sebut Pantai Laskar Pelangi karena pantai ini banyak dijadikan lokasi syuting film tersebut. Pantainya berombak tenang sehingga bisa berenang dengan bebas disini, disini juga banyak bebatuan yang berukuran cukup besar. Pantai ini tidak terlalu jauh dari Pantai Tanjung Kelayang, hanya berjarak sekitar 30 menit jadi bagi kalian yang ada tujuan kesini bisa sekalian dari Pantai Tanjung Kelayang.
Destinasi berikutnya adalah Pulau Leebong. Mungkin destinasi satu ini tidak setenar destinasi wisata yang sudah saya jabarkan diatas, tetapi destinasi Pulau Leebong ini jadi salah satu alternatif jika kita mau ke Belitung. Untuk ke Pulau ini kita bisa menyewa kapal dan berangkat dari Pelabuhan Tanjung Ruu, dan ada transportasi berupa kapal dengan maximal 15 orang berangkat setiap harinya pada pukul 10am, dengan biaya IDR 300k sudah termasuk biaya pulang pergi dan makan siang di Pulau Leebong. Tetapi apabila anda menghendaki untuk menyewa kapal sendiri, anda akan dikenakan biaya IDR 500k per orang, sudah termasuk pulang pergi, makan siang di Pulau Leebong, sewa peralatan seperti kayak, sepeda air, sepeda darat, stand up paddle, dan lain sebagainya.
Ada apa di Pulau Leebong? Di Leebong bisa dibilang seperti private island, selain ada pantai dan berbagai aktivitas air di sini juga beberapa rumah pohon dan ada juga villa untuk kalian yang ingin bersantai dan memang mencari suasana yang jauh dari keramaian.
Dalam perjalanan ke Pulau Leebong, kalian bisa minta ke sang pemilik kapal untuk mampir ke pulau ini. Orang-orang menyebutnya Pulau Gosong atau Pulau Pasir. Pulau pasir ini hanya ada ada waktu air laut surut, sedangkan waktu air laut pasang, Pulau Gosong ini tenggelam oleh air laut.
Walaupun hanya terdiri dari pasir putih yang lembut tapi sangat indah bukan? Seperti milik pulau milik pribadi. Jika kita beruntung kita bakalan menemukan bintang laut, tetapi kalau tidak ada bintang laut yang nongol jangan di cari yaa smpe ke dasar laut. Cuma sayang disini sudah mulai banyak sampah, beberapa memang sih sampah tanaman laut, tetapi banyak juga saya temui sampah manusia, seperti minuman atau juga bungkus makanan ringan, sampah-sampah itu biasanya terbawa dari pulau-pulau di dekatnya hingga berkumpul di Pulau Gosong tersebut. Jadi plis jaga kebersihan ya biar selalu terjaga tetap indah.
Destinasi yang terakhir ini ada di Desa Gentong daerah Belitung Timur dan masih berhubungan dengan film Laskar Pelangi. Museum Kata Andrea Hirata ini adalah museum sastra pertama di Indonesia yang didirikan oleh penulisnya novelnya sendiri. Untuk dapat masuk ke museum ini kalian hanya perlu membeli buku saku Laskar Pelangi yang harganya IDR 50k.
Di museum ini terdapat lebih dari kurang lebih 200 litelatur dari berbagai jenis seperti litelatur film, anak, musik, dan lain sebagainya. Bagi kalian pecinta ataupun yang sudah nonton film Laskar Pelangi pasti sudah tidak asing lagi masuk ke museum ini karena nama ruang-ruang di sini di namai sesuai tokoh film, dan juga banyak foto-foto cuplikan adegan pilm Laskar Pelangi. Museum ini juga berdekatan dengan sekolah Laskar Pelangi, walaupun bukan lokasi asli tetapi di buat sedemikian rupa persis seperti di film Laskar Pelangi.
- BELITUNG CULINARY
Song Sui Atet |
Song Sui Afu |
Kuliner pertama yang saya bahas ini namanya Song Sui. Song Sui sejatinya mirip seperti cap jay tetapi song sui isinya tahu, sayur asin, daging, dan jerohan babi. Song sui sebenarnya juga ada di daerah Bangka, yang membedakan adalah song sui khas dari Tanjung Pandan ini kuahnya mengandung arak dan berwarna merah yang berasal dari fermentasi beras (angkak), sehingga rasanya dominan manis dan gurih. Penjaja song sui yang saya coba di Belitung ada 2 yaitu Song Sui Atet yang terletak di Jalan Gatot Subroto (depan SD Pangkal Lalang) dan Song Sui Afu di Paal Satu, Tanjung Pandan.
Menu makanan yang satu ini namanya Dulang Set, dan penjual menu makanan ini yang terkenal yaitu Rumah Makan Timpok Duluk. Rumah makan ini cukup unik karena didesain sedemikian rupa sehingga kita bisa makan dengan suasana rumah tinggal jaman dahulu. Penyajian makanan ini juga bisa dibilang unik, beberapa lauk yang terdiri dari gangan ikan, ayam ketumbar, sate ikan, oseng-oseng, lalapan, dan sambal serai. Gangan adalah sup ikan khas belitung dengan kuah berwarna kuning, dan biasanya ikan yang digunakan yaitu ikan ketarap. Sekilas makanan ini mirip gulai tetapi bedanya gangan tidak menggunakan santan, dan rasa dari gangan ini adalah asam dan pedas. Rumah Makan Timpok Duluk ada di Jalan Lettu Mad Daud No. 22, Kampung Parit, Tanjung Pandan.
Kuliner berikutnya adalah Suto Belitung Mak Jannah, kuliner satu ini lumayan femez di Belitung. Kuah dari makanan ini dibuat dari rebusan iga sapi dicampur santan, dengan isian potongan lontong, emping, bihun, kentang dan irisan daging sapi. Sekilas tampilannya seperti lontong sayur ya, rasanya pedas dan gurih.
Kuliner mie merupakan salah satu kuliner khas belitung, ada tiga mie yang bisa di bilang legend di Belitung, yaitu Mie Belitung Atep, Yamien Nyong Choi, Bakmi Kai Cai.Bakmi Kai Cai |
Bakmi ini menurut pengakuan si pemiliknya adalah penjual mie pertama di kota Belitung, beliau sedikit bercerita dengan saya waktu saya jajan ke rumah makannya. Beliau bilang ayahnya lah yang merintis yamien hingga sampai seperti sekarang ini. Saya waktu itu ya cuma iya-iya aja sih, buat saya yang penting makanannya enak. Tetapi memang benar, biarpun sama-sama bakmie tetapi berbeda tipe, dan walaupun mie ini tidak setenar mie lainnya, saya akui mie beliau lah yang paling enak! Mie nya fresh karena langsung dibuat sang pemilik di hari yang sama, bumbunya benar-benar terasa dipadu dengan potongan daging babi. Jangan lupa juga klo kesini pesan baksonya, bakso ikannya empuk ga masuk akal walaupun tanpa zat-zat kimia yang aneh-aneh. Dan jangan datang siang-siang karena mie ini hanya buka dari jam 6am - 10am (sehabisnya). Untuk alamat ada di gang kecil di Jalan Veteran Dalam (belakang Jialing Motor), sebaiknya menggunakan google maps untuk menuju ke tempat ini.
Yamien Nyong Choi (Achoi) |
Yamien ini adalah pesaing berat dari Bakmi Kai Cai yang sudah saya bahas di atas. Yamien ini femez di kalangan turis, oleh karena itu yamien ini lebih ramai karena banyak dari turis-turis yang datang kesini. Teman saya yang asli orang Belitung pun sependapat dengan saya, dan buat saya Bakmi Kai Chai tetap di hati. Alamat Yamien Achoi ada di Jalan Madura, buka dari jam 10am sampai 6pm.
Mie Belitung Atep |
Yang terakhir ini mie yang paling beda sendiri dengan mie lainnya. Mie yang berwarna kuning dan bertekstur besar-besar ini juga femez di kalangan turis. Jika kalian makan ke rumah makan ini kalian pasti akan menjumpai rombongan tour yang singgah ke tempat ini. Bakmie nya bertopping udang, mentimun, kentang, dan emping dengan rasa yang manis. Mie ini ternyata tidak cocok di lidah saya. Alamat Mie Atep di Jalan Sriwijaya No. 27, Parit. Buka dari jam 8am - 8pm.
Ketam isi juga merupakan kuliner khas dari Kota Belitung, Ketam isi ini dibuat dari daging kepiting rajungan dan biasanya dibuat tanpa tepung dengan dibumbui bumbu traditional lalu di masukkan daging nya ke dalam cangkang rajungan lalu di goreng kering. Saya menemukan ketam isi yang enak di Mie Atep Belitung.
Para penggemar kopi pasti sudah tidak asing lagi dengan kedai kopi yang satu ini, sebenarnya Kopi Kong Djie sudah buka cabang juga di Jogja tetapi setelah saya mencobanya langsung di kota asalnya pun saya baru tau ternyata rasanya sedikit berbeda.
Kedai kopi Kong Djie ini merupakan kedai kopi tertua di kota Belitung sejak 1943, dan sekarang sudah dipegang sampai ke generasi ke-2. Cabang Kopi Kong Djie juga ada banyak di Belitung, yang asli ada di Simpang Siburik di depan Gereja Regina Pacis. Dan juga katanya cabang nya yang lain memiliki rasa yang berbeda pula dengan pusatnya ini, jadi saya selama 5 hari full selalu beli kopi ini di pusat nya. Iya benar, karena saya ketagihan dengan kopi mereka saya setiap hari selama di Belitung tidak pernah absen sehari pun untuk beli kopi ini.
Kedai Kopi Kong Djie ini masih mempertahankan interior nya sama seperti dahulu waktu pertama buka, kedai kopi yang kira-kira dapat menampung 50 orang ini memiliki tampak depan dengan ceret-ceret panjang berjumlah 3 buah juga seperti ceret jaman dahulu.
Kedai kopi berikutnya ini adalah Warung Kopi Atet, yang berada di daerah Manggar. Di kota Manggar, Belitung Timur ini banyak sekali terdapat warung kopi bertebaran di kota ini, sehingga Manggar mendapat sebutan Kota 1001 warung kopi. Warung kopi Atet yang terletak di Jalan Sudirman No. 187 ini termasuk warung kopi yang terkenal di sana, tua muda terlihat bercengkerama menikmati kopi legendaris Atet ini. Dahuku kedai kopi ini bernama Afu tetapi karena diturunkan ke generasi selanjutnya berganti nama sesuai dengan nama pemiliknya sekarang. Dari kopi nya saya tidak terlalu menyukainya, Kong Djie coffee tetap di hati.